Sama-sama glifosat, kenapa harganya berbeda-beda?

Jika Teman Pandawa Agri perhatikan, range harga glifosat di pasaran sangatlah beragam dan tiap merek pasti akan mengeluarkan harga yang berbeda-beda. Sebenarnya apa sih yang bisa menyebabkan perbedaan harga meskipun itu sama-sama glifosat? Yuk coba kita bedah satu persatu.

Tim Pandawa Agri melakukan riset sederhana untuk mengetahui range harga glifosat di pasaran. Berikut adalah tabel yang berisi kisaran harga glifosat dari beberapa merk yang telah kami rangkum. Ternyata, setelah tim Pandawa Agri telusuri lebih dalam, perbedaan harga glifosat dipengaruhi oleh kategori herbisida yang nantinya akan merujuk ke jenis formulasi dan kandungan bahan aktif yang digunakan. 

Tabel 1. Perbandingan harga glifosat di pasaran
Tabel 1. Perbandingan harga glifosat di pasaran

Glifosat: Herbisida yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

Seperti yang sudah umum diketahui, herbisida glifosat dapat dikategorikan dalam dua jenis, yaitu herbisida glifosat paten dan generik. Setelah selama 20 tahun menjadi produk paten, glifosat akhirnya beralih dari produk paten menjadi generik di tahun 2000 dan sudah dapat diproduksi oleh produsen pestisida lain.

Biasanya, industri pestisida generik menawarkan versi biaya rendah jika dibandingkan dengan produsen paten. Banyaknya produsen glifosat generik ini juga mudah ditemui di Indonesia ditandai dengan terdapatnya lebih dari 400 merk glifosat yang terdaftar.

“Penggunaan herbisida menyumbang sekitar 47,5% dari total penggunaan pestisida di dunia. Sekadar informasi bahwa industri pestisida global didominasi oleh produsen generik yang menguasai 70% pangsa pasar global. Hal ini terjadi karena peningkatan produksi produk generik dari produk yang habis masa patennya dan menurunnya penemuan bahan aktif baru. Permintaan pestisida generik meningkat di negara-negara berkembang, yang menyumbang hampir 80% dari produksi pertanian dunia ($3720 miliar pada tahun 2020).”

Dalam produk glifosat, baik paten dan generik, keduanya memiliki formulasi yang berbeda. Formulasi tersebut terdiri dari kandungan acid equivalency (AE) atau kadar bahan aktif glifosat dan co-formulant (adjuvan/bahan tambahan dan garam) yang berbeda-beda. Perbedaan komposisi formulasi dari tiap produk inilah yang membedakan produk herbisida baik dari segi efektivitas maupun harganya.

Jika dibandingkan dengan herbisida paten, herbisida generik biasanya memiliki klaim harga yang lebih murah dengan bahan aktif (b.a) yang sama dengan produk patennya. Meskipun memiliki b.a yang sama, herbisida paten umumnya lebih diunggulkan dibanding herbisida generik karena adanya integrasi bahan tambahan (co-formulant), seperti surfaktan dan adjuvan lain, yang dapat meningkatkan kinerja herbisida secara keseluruhan. 

Lebih lanjut, beberapa produk herbisida generik diformulasikan dengan kandungan bahan aktif yang lebih rendah sehingga dibutuhkan frekuensi semprot yang lebih sering agar pengendalian gulma berjalan secara efektif. Hal ini selain dapat menyebabkan peningkatan biaya pembelian herbisida, juga menambah intensitas aplikasi yang akan meningkatkan biaya operasional untuk tenaga semprot.

Sama-sama glifosat, kenapa harganya berbeda-beda?

Cara Membedakan Formulasi Glifosat?

Menarik untuk diperhatikan, perbedaan komposisi formulasi dari tiap produk glifosat menjadi penentu dari harga herbisida dan juga keefektivitasannya. Beberapa jenis formulasi glifosat diantaranya adalah kalium (K)-glifosat, amonium-glifosat (monoamonium dan diamonium), isopropilamina (IPA)-glifosat, natrium-glifosat, dan trimesium atau trimetil sulfonium (TMS)-glifosat. Di antara formulasi-formulasi tersebut, terdapat tiga formulasi utama yang paling banyak dipasarkan dan digunakan di seluruh dunia, yaitu kalium (K)-glifosat, amonium-glifosat, dan isopropilamina (IPA)-glifosat.

Lalu, bagaimana kita menentukan herbisida berbahan aktif glifosat yang sesuai dengan kebutuhan kita?

Gambar 1. Contoh pembacaan komposisi bahan aktif dan formulasi pestisida pada label kemasan pestisida
Gambar 1. Contoh pembacaan komposisi bahan aktif dan formulasi pestisida pada label kemasan pestisida

(picture adopted from croplifeindonesia.or.id)
> Contoh bagian bahan aktif pada label kemasan herbisida 480 SL. Gambar di atas menunjukkan contoh produk herbisida glifosat dalam formulasi garam isopropilamina (IPA-Glifosat) dengan kandungan glifosat 480 gram per liter produk dalam bentuk garam isopropilamina atau setara dengan glifosat 356 gram per liter.

Tim Pandawa Agri merangkum informasi penting tentang formulasi herbisida glifosat yang dapat membantu Teman Pandawa Agri memahami mengapa herbisida dengan bahan aktif yang sama (glifosat) bisa memiliki efektivitas yang berbeda.  

Gambar 2. Ilustrasi formulasi herbisida glifosat
Gambar 2. Ilustrasi formulasi herbisida glifosat

Glifosat merupakan herbisida sistemik berspektrum luas yang artinya dapat mengendalikan gulma berdaun lebar dan berdaun sempit (berspektrum luas) dengan menyerang jaringan tumbuhan (sistemik). Sayangnya, sifat bahan aktif glifosat yang bermuatan negatif tidak memiliki solubilitas (kelarutan) yang tinggi sehingga perlu diformulasikan dengan senyawa bermuatan positif agar membentuk garam. Garam yang terbentuk dari ikatan ini bertindak sebagai mediator yang menghantarkan bahan aktif glifosat ke jaringan tanaman gulma. 

Garam glifosat berbeda dengan garam dapur (NaCl). Tim Pandawa Agri sering kali menemukan kekeliruan tentang penafsiran “garam” dalam produk herbisida glifosat di lapangan. Perlu dipahami bahwa garam glifosat yang terkandung dalam herbisida glifosat adalah bentuk ikatan asam-basa. Ikatan tersebut terbentuk dari glifosat yang bertindak sebagai pendonor proton dan bahan campuran yang berperan sebagai penerima proton.

Gambar 3. Ikatan garam yang terbentuk dari asam induk glifosat dengan 3 jenis gugus cabang
Gambar 3. Ikatan garam yang terbentuk dari asam induk glifosat dengan 3 jenis gugus cabang

Formulasi garam glifosat tidak hanya berperan sebagai media penghantar glifosat menuju jaringan gulma, namun juga membantu meningkatkan kelarutan herbisida glifosat dalam air dan meningkatkan penetrasi herbisida ke dalam jaringan tanaman. Selain itu, garam glifosat juga membantu menjaga stabilitas dalam formulasi, penyerapan, dan translokasi bahan aktif di dalam gulma.

Fungsi dari formulasi bahan aktif glifosat dan garam glifosat mempengaruhi bagaimana keefektivitasan produk dari herbisida. Variasi formula dari produk ini berbeda-beda. Bisa saja dalam suatu produk formulasi herbisida ini terdiri dari asam glifosat dan garam, maupun hanya asam glifosat saja. Tabel di bawah ini akan menunjukkan perincian perbedaan antara  kalium (K)-glifosat, amonium-glifosat, dan isopropilamina (IPA)-glifosat.

Performa dari tiap formulasi glifosat memiliki keunggulan tersendiri tergantung pada kondisi lahan. Herbisida dengan kandungan IPA-Glifosat dirancang untuk digunakan pada lahan kondisi umum. Hal tersebut terlihat dari karakteristik IPA-Glifosat yang memiliki sifat pencampuran yang baik, penanganan yang mudah, pengendalian yang cepat dan efektif pada semua jenis gulma dibandingkan dengan formulasi glifosat lainnya. 

Sementara itu, K-Glifosat dirancang untuk digunakan pada kondisi khusus karena lebih tahan pada kondisi curah hujan tinggi. Lain halnya dengan ammonium-glifosat yang lebih cocok digunakan pada lahan sub-optimal, salah satunya lahan dengan sumber air yang memiliki tingkat kesadahan (kandungan mineral seperti Ca dan Mg, ion logam, bikarbonat, maupun sulfat) yang tinggi.

Perbedaan performa herbisida dalam berbagai kondisi inilah yang sebaiknya menjadi pertimbangan para pengguna herbisida untuk memilih formulasi glifosat mana yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan. 

Seringkali, dalam memilih formulasi glifosat untuk mengendalikan gulma dengan biaya yang minimum, Teman Pandawa Agri lebih tertarik menggunakan produk herbisida glifosat generik daripada paten. Namun, apakah perbedaan antara herbisida generik dan paten hanya terletak pada harga? Untuk melihat perbandingan lebih lanjut antara kedua jenis herbisida tersebut, Teman Pandawa Agri dapat melihat tabel di bawah ini.

Seperti yang terlihat pada tabel, jenis herbisida generik memiliki kekurangan seperti kurangnya jaminan kualitas mutu produk dan efikasi dari herbisida. Selain itu, informasi yang dapat dipercaya tentang herbisida, terutama produk generik, sulit diakses dan penggunaannya yang berlebihan dapat berdampak negatif terhadap lingkungan. Lalu, adakah jalan tengah agar Teman Pandawa Agri dapat menggunakan produk produk herbisida paten namun dengan biaya yang lebih terjangkau?

Agar bisa menghemat biaya pembelian herbisida paten, Teman Pandawa Agri bisa menggunakan Teknologi Reduktan™. Teknologi ini bekerja dengan cara mengoptimalkan kinerja herbisida glifosat dengan dosis yang lebih sedikit. Dengan pengurangan dosis ini, Teman Pandawa Agri bisa menghemat biaya perawatan tanaman hingga 40%. Sehingga dana yang dihemat bisa dialokasikan untuk hal lain yang juga penting.

Jika muncul pertanyaan dalam benak Teman Pandawa Agri, bagaimana Teknologi Reduktan™ dapat membantu mengurangi biaya perawatan tanaman dan apakah benar teknologi Reduktan™ ini mampu meningkatkan efektivitas dari pestisida pilihan Teman Pandawa Agri? Lalu, bagaimana kompatibilitas Teknologi Reduktan™ jika digunakan bersamaan dengan herbisida glifosat yang sering digunakan pada tanaman? Tim Pandawa Agri akan membedahnya secara lebih detail pada artikel selanjutnya! Sampai bertemu lagi!

Sumber :

  1. CCFI, Centre for Environment and Agriculture. 2022. “Out of the global top 20 pesticides, only 2 remain patented: study”. Available at https://www.en.krishakjagat.org/crop-protection/out-of-the-global-top-20-pesticides-only-2-remain-patented-study/.
  2. Sharma, A., Kumar, V., Shahzad, B. et al. Worldwide pesticide usage and its impacts on ecosystem. SN Appl. Sci. 1, 1446 (2019).

Tentang Pandawa Agri Indonesia

Pandawa Agri Indonesia merupakan perusahaan berbasis lifescience pertama dari Indonesia dan saat ini satu-satunya yang memiliki inovasi dalam pengembangan produk pengurang pestisida (reduktan pestisida). Berawal dari inovasi tersebut, Pandawa Agri Indonesia berkomitmen membantu para pelaku usaha pertanian untuk mewujudkan praktik-praktik pertanian yang berkelanjutan, ramah lingkungan, aman bagi pengguna, dan juga efisiensi biaya.

Untuk informasi lebih lanjut kunjungi: Pandawa Agri Indonesia

News

Pandawa Agri Indonesia Kini Bersertifikasi B Corp: Mempelopori Ekosistem Pertanian Regeneratif yang Berkelanjutan

Pandawa Agri Indonesia (PAI), perusahaan pertanian berbasis life-science, dengan bangga mengumumkan pencapaiannya sebagai perusahaan bersertifikasi B Corporation. Dengan sertifikasi ini, PAI menjadi perusahaan Indonesia ke-28 yang bergabung dengan komunitas global bergengsi karena memenuhi standar tinggi dalam dampak sosial dan lingkungan.

Read More »

Let's Create Sustainable Agriculture Together!