Teknologi PPAI secara khusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pertanian di wilayah geografis dan untuk komoditas tertentu. Pada Pengembangan Ekosistem Beras Natural Mbay di Nusa Tenggara Timur, teknologi PPAI yang diterapkan meliputi Tujuh Intervensi berupa benih bersertifikat, pupuk mikro lengkap, mikoriza, pupuk silika, mikroba pengurai jerami untuk meningkatkan unsur organik dalam tanah, serta reduktan herbisida dan insektisida.
Dampak positif yang diberikan oleh PAI pun mendapat apresiasi dari pemerintah setempat, termasuk Bupati Nagekeo. “Mbay memiliki potensi yang besar untuk dapat menjadi lumbung padi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Kami memiliki 5.000 hektar sawah, dan beras asal Mbay sudah terkenal unggul sejak dulu. Namun, beberapa tahun terakhir ini produktivitasnya cenderung stagnan dan kian menurun. Pendampingan yang dilakukan PAI ini terbukti mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen, sehingga pendapatan petani meningkat dan pasokan pangan di daerah tetap terjaga,” ungkap Bupati Nagekeo, dr. Johanes Don Bosco Do.

Pengembangan ekosistem petani swadaya ini dinilai sebagai praktik terpadu yang dapat menguatkan perekonomian daerah. Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja, mengatakan, “Pengembangan Ekosistem Beras Natural Mbay ini merupakan praktik yang sangat baik dan patut dibawa ke tingkat nasional untuk dijadikan contoh program pengendalian inflasi daerah. Kedepannya diharapkan semakin banyak wilayah di Indonesia yang dapat mengembangkan closed-loop ecosystem seperti ini dengan komoditas yang juga beragam.”
Sebagai perusahaan yang memiliki visi untuk menciptakan pertanian berkelanjutan, PAI secara konsisten menghadirkan berbagai inovasi demi menciptakan industri pertanian yang tidak hanya menguntungkan, namun juga ramah lingkungan. Hingga saat ini, reduktan pestisida, yang merupakan produk unggulan PAI, telah turut serta dalam mengurangi hingga 2 juta liter penggunaan pestisida di Indonesia.
“Kami berharap inisiasi ini dapat mengurangi residu input sintetis secara bertahap, sehingga dapat turut memperbaiki kualitas lingkungan pertanian di Nagekeo. Selain itu, Kami berharap teknologi PPAI dapat mendukung para petani di Mbay untuk mencapai potensi maksimalnya serta meningkatkan produktivitas pertanian dan pendapatan petani,” tutup Kukuh.