Di Indonesia, nasi menjadi makanan pokok yang paling banyak di konsumsi. Nasi merupakan hasil olahan dari beras yang merupakan sumber makanan utama untuk 16,5% penduduk dunia atau sekitar 1,6 Miliar orang di seluruh dunia setiap harinya. Indonesia merupakan negara penghasil beras terbanyak ke-tiga di dunia namun Indonesia masih tetap perlu mengimpor beras hampir di setiap tahunnya. Hal ini disebabkan karena para petani padi menggunakan teknik-teknik pertanian yang tidak optimal.
Indonesia mempunyai beberapa lumbung padi yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, NTT bukanlah salah satu provinsi yang terkenal akan produksi berasnya, namun di tengah pulau flores terdapat sebuah wilayah yang ternyata menyimpan potensi untuk dapat memproduksi kebutuhan beras sebagai pangan domestik dan juga wisata. Wilayah tersebut adalah Mbay, Nagekeo.
Apa yang kita lakukan
Sama seperti kopi, padi (beras) juga merupakan inisiasi retail Pandawa Agri Indonesia yang berpusat langsung kepada para petani. Saat ini Pandawa Agri Indonesia dengan dukungan Pemerintah Kabupaten Nagekeo mencoba untuk bersama-sama membangkitkan kembali pertanian padi Mbay, yang dahulu terkenal akan berasnya yang disukai oleh masyarakat sekitar.
Berbekal pengalaman pendampingan petani padi di Jawa Timur, Pandawa Agri Indonesia merasa perlu adanya pendampingan langsung terhadap petani di Nagekeo untuk menerapkan teknologi input pertanian yang seimbang. Metode ini dinamakan “Teknologi PPAI”.
Teknologi PPAI merupakan Teknologi Pendampingan oleh Pandawa Agri Indonesia untuk meningkatkan produksi padi melalui aplikasi input yang seimbang sesuai dengan kebutuhan dari budidaya padi. Pendampingan dilakukan sejak seleksi benih hingga panen.
Teknologi PPAI menggunakan 7 poin utama, yaitu penggunaan benih bersertifikat, pupuk mikro lengkap, dekomposer jerami, pupuk silika, mikoriza, reduktan herbisida dan reduktan insektisida.